Sunday, January 8, 2012

Foto Pakaian dan Perlengkapan Sekutu Hasil Rampasan

PAKAIAN

Foto ini pertama kali nongol dalam buku "Narvik im Bild" terbitan tahun 1941 karya Gerd Böttgers dan memperlihatkan seorang Gebirgsmarine berjanggut tipis yang ikut serta dalam pertempuran di Narvik (Norwegia) tahun 1940. Tellermütze terpasang di kepalanya, sementara stielhandgranate M24 "Potato-Masher" terselip di pinggangnya. Uniknya, dia mengenakan seragam militer M34 Norwegia lengkap dengan Colt-rig tempat menyimpan magasin Kongsberg Colt 1911 yang juga merupakan produksi Norwegia! Gebirgsmarine sendiri sebenarnya adalah para pelaut Kriegsmarine yang kapalnya ditenggelamkan di sekitar Narvik sehingga memaksa mereka bertempur di darat bersama-sama dengan Gebirgsjäger (Pasukan Gunung) dan Fallschirmjäger (Pasukan Terjun Payung). Di tengah situasi pertempuran yang kacau-balau dan ketiadaan pasokan senjata serta perlengkapan, para "pasukan laut" ini mau tidak mau menggunakan peralatan milik Angkatan Barsenjata Norwegia yang tersimpan di depot Elvegardsmoen yang telah berpindah tangan ke pihak Jerman dari sejak tanggal 9 April 1940. Karenanya, banyak foto di saat itu yang memperlihatkan pasukan Jerman (terutama Gebirgsmarine) yang mengenakan pakaian serta perlengkapan perang Norwegia, termasuk senapan Krag-Jörgensen dan sepatu boot


Uni Soviet, musim panas tahun 1942: Prajurit-prajurit Waffen-SS ini berhasil menangkap hidup-hidup seorang sniper Rusia, dan dengan marah menyeretnya keluar dari lubang persembunyiannya (salah seorang diantara mereka bahkan memukulkan ujung senapan pada sang sniper sial!). Kecil kemungkinan bahwa sniper tersebut akan selamat - atau setidaknya dikirim ke kamp tawanan - karena nasib sniper dimana-mana kalau tertangkap biasanya lebih buruk dari nasib prajurit biasa, apalagi kalau ditangkapnya oleh pasukan SS yang terkenal brutal, maka itu adalah benar-benar skenario terburuk yang bisa terjadi! BTW, prajurit di sebelah kiri mengenakan jaket Telogreika/Vatnik Soviet hasil rampasan. Jaket hangat yang terdiri atas lapisan kapuk dan wol ini biasa dikenakan oleh tentara-tentara Rusia saat musim dingin tiba, meskipun tidak diketahui alasannya kenapa si prajurit Jerman justru mengenakannya pada saat musim panas!


 Anggota-anggota dari Detasemen Khusus "Hintze" (Gestapo) dan rekannya dari Heer menginspeksi seragam Raja Peter II dari Yugoslavia, yang mereka temukan di Biara Ostrog (Danilovgrad, Yugoslavia) selama berlangsungnya penangkapan terhadap Kepala Biara, Gavrilo, tanggal 25 April 1941. Berdasarkan kesaksian sang Kepala setelahnya: "Pihak Jerman merasa sangat puas dan bergembira, seakan-akan mereka telah memecahkan masalah terbesar di muka bumi. Suara mereka yang nyaring bergema dengan aneh di keheningan biara". Foto ini tak lama kemudian dipublikasikan dalam "Berliner Illustrirte Zeitung", dengan sisipan teks propaganda yang menyebutkan bahwa sang Raja adalah seorang pengkhianat. Selain itu, dia juga dimuat dalam buku "Tanks in the Balkans" - sebagai ilustrasi pamungkas dari kejatuhan Kerajaan Yugoslavia. Setelah Perang Dunia II usai, foto ini seakan-akan terlupakan di negara Balkan tersebut, dan satu-satunya yang ditampilkan secara luas adalah saat seragam dari pemimpin Partisan, Josip Broz Tito (nantinya jadi pemimpin Yugoslavia), dirampas oleh unit Fallschirmjäger SS di Drvar tahun 1944



Prajurit Luftwaffe di sebelah kiri memakai jaket kapas berlapis Rusia yang dinamakan sebagai "Vatnik" atau "Fufaika" (lihat profilnya DISINI). Biasanya jaket semacam ini berwarna abu-abu dan lapisan luarnya terbuat dari kain dengan garis pinggir flannel sementara dalamnya diisi dengan "vata" (daleman kapas). Karena itulah jaket semacam ini dinamakan sebagai "vatnik". Dia sangat hangat kalau dipakai (lebih hangat dari jaket versi Wehrmacht) dan cocok untuk iklim Rusia yang amit-amit dinginnya


 
 Major Hans-Detloff von Cossel (1 Juli 1916 - 22 Juli 1943) mengenakan jaket musim dingin Rusia yang dikenal dengan nama Telogreika, Vatnik atau Fufaika. Cossel dilahirkan di Swakopmund, Afrika Barat Daya (sekarang menjadi Namibia), bersama dengan saudari kembarnya Ingeborg. Dia menjadi anggota Reiter-Regiment 6 tanggal 6 April 1934 sebelum dipindahkan ke Panzer-Regiment 2 dan Panzer-Regiment 35. Dari sejak awal perang Cossel sudah menunjukkan ketangguhannya di medan pertempuran sehingga mendapatkan dua kelas Eisernes Kreuzes dalam penyerbuan ke Polandia (1939). Puncak prestasinya terjadi di palagan Rusia ketika dalam pertempuran di Stary Bychow tanggal 3 Juli 1941 panzernya (bersama dengan tiga kendaraan lain) terperangkap di kota yang diduduki musuh dan dinyatakan hilang karena terputusnya komunikasi. Tiga hari kemudian seseorang mengetuk pintu komandan resimen Oberst Heinrich Eberbach dan disanalah berdiri Oberleutnant Cossel bersama dengan empat orang awak panzernya, lusuh dan pucat! Begitu bahagianya Eberbach mendapati perwira kesayangannya tetap hidup sehingga dia sampai menangis dan memeluk Cossel! Ketika Cossel mengerang, diketahui bahwa sebuah peluru masih menancap di bahunya! Ternyata dia telah merebut bunker musuh, bertahan mati-matian melawan serangan balasan yang terjadi, dan berhasil meloloskan diri dengan menyeberangi sungai dengan kondisi terluka berat! Atas prestasinya tersebut Cossel dianugerahi Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #473 tanggal 8 September 1941 sebagai Oberleutnant dan Führer 1.Kompanie / I.Abteilung / Panzer-Regiment 35 / 4.Panzer-Division / XXIV.Panzerkorps / Panzergruppe 2 / Heeresgruppe Mitte. Di seantero resimennya dia dikenal sebagai komandan yang luar biasa pemberani dan selalu memimpin dari depan. Pada tanggal 1 November 1942 dia diangkat sebagai komandan I. "Bären-"Abteilung / Panzer-Regiment 35. Kepemimpinannya membuatnya direkomendasikan untuk mendapatkan Eichenlaub, tapi kemudian ditolak dan malah mendapatkan Deutsches Kreuz in Gold sebagai gantinya. Dalam pertempuran di Kromy tanggal 22 Juli 1943 pukul 10:40 komandan tangguh ini menemui ajalnya ketika sedang beristirahat di dalam panzernya yang terparkir di sebuah kebun buah-buahan. Seorang prajurit Rusia pemberani tiba-tiba membuka pintu bagian samping turet dan langsung melemparkan granat ke dalam tank, membunuh tiga orang (Kommandeur Major Hans-Detloff von Cossel, Fahrer Feldwebel Berthold Cramer dan UKW-Funker Obergefreiter Nikolaus Schuster) serta melukai dua lainnya (MW-Funker Arno Seiler dan Adjutant Heinz Burkhard). Cossel dan dua orang awaknya dikuburkan tak jauh dari tempat itu, dan dalam upacara penguburannya komandan 4. Panzer-Division Generalleutnant Dietrich von Saucken berkata dengan sedih bahwa "Ein Komet ist niedergegangen" (sebuah komet telah turun/tiada). Prestasi sang komandan batalyon tak lama sebelum kematiannya (ketika dia menghancurkan musuh yang berkekuatan lebih besar dalam pertempuran antar tank di Kromy-Trossna tanggal 19 Juli 1943) membuat dia dianugerahi Eichenlaub zum Ritterkreuz des Eisernen Kreuzes #285 secara anumerta tanggal 29 Agustus 1943 sebagai Kommandeur I.Abteilung / Panzer-Regiment 35 / 4.Panzer-Division / XXXXVI.Panzerkorps / 9.Armee / Heeresgruppe Mitte. Medali dan penghargaan lain yang telah diraihnya: Dienstauszeichnung der Wehrmacht IV.Klasse; Eisernes Kreuz II.Klasse (22 September 1939) dan I.Klasse (20 Desember 1939); Panzerkampfabzeichen in Silber; Ehrenblattspange des Heeres und Waffen-SS #237 (19 Agustus 1941); Medaille Winterschlacht im Osten 1941/42 (1942); Verwundetenabzeichen in Gold; serta Deutsches Kreuz in Gold #369/1 (5 Mei 1943)



Fahnenjunker-Feldwebel Heinz "Heino" Hanke dengan bangga memamerkan bagian belakang dari jaket "Miss Behavin" milik awak pesawat B-17 "Ain't Miss Behavin" yang ditembak jatuh olehnya dalam peristiwa tanggal 20 Februari 1944 di atas Denmark (lihat keterangan lengkapnya DISINI!). Hanke telah bertukar jaket dengan co-pilot second lieutenant Orlin H. Markussen yang ditangkap oleh pasukan Jerman setelah terjun dari pesawatnya yang rusak dengan menggunakan parasut. Pesawat B-17 "Ain't Miss Behavin" sendiri berasal dari USAAF, 8 Air Force, 100 Bomb Group, 418 Bomb Squadron, dan diberi kode LD-Y. BTW, jaket yang dipakai Hanke menunjukkan marking 18 misi tempur yang telah dijalani oleh si B-17


 Hampir segala sesuatu tentang Heinz Bär bisa dibilang "luar biasa". Salah satunya adalah kebiasaannya mengenakan jaket terbang kulit A-2 Amerika "pinjaman" yang menjadi favoritnya, dimulai dari bulan Februari 1944. Jaket tersebut mendapat penambahan schulterklappen (tanda pangkat bahu) kuning dengan jalinan perak yang memperlihatkan pangkat Mayor yang disandangnya, serta di bagian depan tercantol medali Eisernes Kreuz I.Klasse yang didapatkannya tanggal 6 Juli 1940 dalam Pertempuran Britania.. dan semua itu bisa dibilang melanggar peraturan utama Luftwaffe dalam hal berpakaian! Belum lagi pilihannya untuk selalu menerbangkan pesawat cadangan skuadronnya dari tahun 1939! Perlu diketahui bahwa dari jumlah 12 buah pesawat dalam satu Staffel (Skuadron), selalu terdapat tambahan satu pesawat sebagai cadangan darurat untuk berjaga-jaga manakala ada pesawat yang rusak atau hilang. Tapi karena Bär secara kebetulan menembak jatuh pesawat musuh pertamanya saat menggunakan pesawat "Weisse 13", maka dari sejak saat itu dia memutuskan bahwa angka 13 adalah angka keberuntungannya!


Major Heinz Bär (Staffelkapitän 6.Staffel / II.Gruppe / Jagdgeschwader 1) meninjau korbannya yang ke-184, sebuah Boeing B-17 F"Miss Ouachita" dari 91st Bomb Group, yang jatuh pada tanggal 21 Februari 1944. Dalam foto ini, Bär mengenakan pakaian favoritnya: Flight Jacket A-2 USAAF (United States Army Air Forces) berbahan kulit hasil rampasan. Untuk menunjukkan identitas Jermannya, jaket tersebut telah ditempeli schulterklappen (tanda pangkat bahu) dan medali Eisernes Kreuz I.Klasse. Yang berdiri di belakang Bär adalah kaczmarek-nya (wingman), Oberfeldwebel Leo Schuhmacher, yang juga merupakan seorang jagoan udara dengan 23 kemenangan. Uniknya, Schuhmacher juga mengenakan jaket terbang Amerika hasil rampasan, hanya saja dari jenis Flight Jacket B-3. Bisa dibilang bahwa jaket-jaket penerbang Amerika dihargai sangat tinggi oleh para pilot Jerman karena kualitasnya yang sangat bagus dan modelnya yang menarik. Aapabila ada pilot USAAF yang jatuh di wilayah musuh dan tertangkap, maka jangan harap jaket kepunyaannya bisa selamat sampai kamp tawanan, karena akan ada banyak tangan yang ingin memilikinya! Lokasi foto ini adalah di perbatasan Jerman dengan Belanda, sementara fotonya sendiri diambil oleh Kriegsberichter Rothkopf dari PK (Propaganda-Kompanie) Luftflotte 4


 Posisi pertahanan pasukan terjun payung Jerman dari 4. Fallschirmjäger-Division di sektor Anzio-Nettuno berkali-kali diserang oleh tentara Inggris. Serangan tersebut umumnya gagal, dan pasukan musuh terusir dari medan pertempuran dengan meninggalkan banyak teman-teman mereka yang tewas, terluka atau ditawan. Pihak Jerman, yang sangat kekurangan pakaian yang memadai di tengah dinginnya cuaca, biasanya memanfaatkan momen ini dengan mengambil pakaian hangat milik prajurit musuh yang tertawan. Sweater Jerkin berbahan kulit atau mantel tebal menjadi salah satu item yang paling banyak menjadi incaran! Foto ini diambil oleh koresponden perang Thönnessen dari Kriegsberichterzug XI. Fliegerkorps pada periode bulan Februari-Maret 1944


Tentara-tentara Amerika Serikat dari 3rd Battalion / 119th Infantry Regiment / 30th Infantry Division mengangkat tangan tanda menyerah setelah berakhirnya pertempuran di Stoumont, Belgia, tanggal 19 Desember 1944. Para penangkapnya adalah anggota dari 2. SS-Panzer-Division "Das Reich", yang merupakan anak buah dari SS-Sturmbannführer Josef Diefenthal (Kommandeur III.Bataillon / SS-Panzergrenadier-Regiment 2). Dalam foto-foto ini, Diefenthal adalah orang paling dekat kamera yang mengenakan jaket kulit dan bulu tebal Prancis dari jenis "Sous vetement en peau fourée modele 1938". Selain itu, Diefenthal juga mengenakan bawahan yang tampaknya adalah celana anti-air yang biasa dipakai oleh awak U-boat Kriegsmarine!


 Prancis, musim gugur tahun 1944. Tiga orang anggota pasukan lapis baja Jerman berkendara menggunakan mobil jip Amerika hasil rampasan. Mereka semua mengenakan jaket kamuflase Italia Telo Mimetico M29. Sang supir, yang juga adalah seorang perwira berpangkat Leutnant, memakai topi dari jenis schiffschen dengan bahan kamuflase serupa, hanya saja telah mendapat tambahan litzen silver perwira di pinggir-pinggirnya (emas untuk jenderal)


Tawanan perang Jerman di Anzio tahun 1944. Tawanan di tengah mengenakan pakaian kamuflase Italia (Telo Mimetico) dan sepatu gunung (bergschuhe). Ada pendapat yang mengatakan bahwa sepatunya adalah schnürschuhe M44. Yang jelas, kedua jenis sepatu ini mempunyai paku di bawahnya, hanya saja penggunaan schnürschuhe lebih terbatas karena dibuat mulai pertengahan tahun 1944 oleh produsen yang punya kelebihan paku sepatu! Selain itu yang patut menjadi perhatian adalah tutup kepala "aneh" yang dikenakan oleh beberapa orang dalam foto ini, terutama yang berdiri paling kanan yang tampaknya menganakan bagian dalam helm (liner)!


 Genoa, Italia, tahun 1945: para anggota Kriegsmarine yang menyerahkan diri ini digiring menuju lokasi kamp tawanan sementara. Sebagian dari mereka mengenakan pakaian kamuflase Italia yang dikenal dengan nama Telo Mimetico M29. Baris paling depan di sebelah kiri menggunakan Telo Mimetico yang telah dimodifikasi menurut pola seragam Jerman, sementara baris kedua paling kanan masih mengenakan versi seragam aslinya. Di luar dari itu, mereka semua mengenakan celana kamuflase Telo Mimetico yang dipadukan dengan atasan tropis

---------------------------------------------------------

SEPATU

Dua orang prajurit Jerman di Front Timur, musim dingin tahun 1942. Mereka memakai pakaian pelapis putih tebal berbahan bulu untuk mengusir hawa dingin yang membekukan, termasuk topi khas Rusia, Ushanka. Prajurit di sebelah kiri - yang memakai monokel - mengenakan pula sepatu laken Rusia yang dinamakan sebagai Valenki


 Dua orang prajurit Jerman yang tertangkap oleh pasukan Amerika Serikat dalam Pertempuran Bulge, bulan Desember 1944. Prajurit Heer di sebelah kanan mengenakan seragam M42 dengan modifikasi saku bawah, yang membuatnya mirip dengan seragam versi M40. Selain itu, dia juga mengenakan celana, legging serta sepatu US Army hasil rampasan. Tindakan seperti ini berpotensi membuat nyawanya terancam, karena dia akan dianggap sebagai penyamar atau mata-mata oleh pihak yang menangkapnya!


 Dua orang Heer prajurit Jerman ini tertangkap oleh pasukan Amerika Serikat dari 3rd Infantry Division di pinggiran jalan di wilayah Snaumont, Liège, Belgia, tanggal 1 Januari 1945, tak lama setelah gagalnya serangan Wehrmacht di wilayah Ardennes. Dari tampangnya, kelihatannya mereka masih berusia belasan tahun alias ABG. Prajurit di sebelah kiri mengenakan legging dan sepatu prajurit Amerika hasil rampasan

---------------------------------------------------------

TAS

Seorang tentara Jerman sedang minum dari sebuah sumur di Kharkov. Si tentara memakai tas peta hasil rampasan dari Rusia yang tampaknya terisi penuh. BTW, Orang-orang Ukraina menamakan derek sumur sebagai 'zhuravel', sementara orang Polandia menamakannya 'shuraff sthoodzhienhy'!

---------------------------------------------------------

KACAMATA 

Generalfeldmarschall Erwin Rommel nyengeh dalam foto yang memperlihatkan gogel plastik pelindung mata hasil rampasan dari tangan Inggris di topinya. Gogel ini begitu melegenda, dan Rommel sendiri begitu menyukainya sehingga dia lebih memilih mengenakannya daripada memakai gogel yang disediakan oleh pihak Jerman untuknya! Kisahnya berawal tanggal 7 April 1941 saat satu regu batalyon pengintai Afrikakorps di bawah pimpinan Oberst Gerhard Graf von Schwerin (pangkat terakhir General der Panzertruppe) menangkap seluruh staff Eighth Army Inggris, termasuk jenderal Richard O'Connor, di dekat Martuba. Rommel tidak hanya mengambil si gogel, tapi juga kendaraan staff Inggris yang kemudian dia namakan sebagai 'mamut'! Ucapannya yang paling terkenal mengenai gogel ini adalah: "Barang rampasan diperbolehkan untuk diambil, bahkan bagi seorang jenderal. Aku akan mengambilnya." BTW, Foto berwarna Rommel ini diambil dari buku 'Helden der Wuste' yang diterbitkan di tahun 1943. Orang yang mempunyai buku ini santai saja mencabut halaman yang memasang foto Rommel hanya untuk men-scannya, yang berarti dia telah merusak buku yang harganya sekarang mencapai 140 dolar!

---------------------------------------------------------

 KAMUFLASE

 Seorang prajurit Fallschirmjäger bersiaga dengan senapan Kar98k di parit pertahanannya, sambil mendeteksi keberadaan musuh. Foto diambil oleh Kriegsberichter Reich pada tanggal 21 Juni 1944 di Normandia, Prancis. Sang prajurit mengenakan kamuflase dari bahan parasut US Army di helmnya, sebuah metode yang banyak dilakukan oleh pasukan Jerman yang bertempur di Prancis tahun 1944. Untuk merekatkan camo tersebut, dia menggunakan "kawat ayam" di sekelilingnya

---------------------------------------------------------

TOPI

Foto ini diambil di Jerman pada bulan September 1944, dan kemungkinan besar memperlihatkan kepulangan para anggota Kriegsmarine dari masa tugas di Italia. Mereka disambut oleh gadis-gadis belia anggota Bund Deutscher Mädel (Liga Gadis Jerman), yang ikut membantu membawakan tas dan perlengkapan mereka. Pelaut di sebelah kiri mengenakan topi pith model Wolseley Inggris, yang dipadukan dengan jaket dan celana kamuflase Italia dari jenis Telo Mimetico M29 (yang tampaknya merupakan hasil jahit-sendiri). Selain itu, prajurit lain di kanan tampaknya mengenakan baju tempur model Inggris, yang umum dipakai oleh unit penyelam Kriegsmarine



18 Desember 1944: Dari kiri ke kanan: SS-Unterscharführer Ochsner dan supirnya yang berpangkat SS-Rottenführer yang tidak diketahui namanya. Sang supir memakai topi musim dingin prajurit Amerika hasil rampasan. 3.Kompanie / SS-Panzer-Aufklärungs-Abteilung 1 merupakan patroli pengintai terdepan dari Kampfgruppe Knittel yang berada di bagian selatan serangan balik pasukan Jerman di Ardennes bulan Desember 1944. Foto yang terkenal ini pada kenyataannya adalah foto hasil rancangan, dimana si Kriegsberichter telah meyakinkan kedua bintara SS tersebut untuk berpose seakan-akan sedang "memeriksa peta di wilayah musuh yang telah diduduki"! Beberapa saat sebelum foto diambil, sang Kriegsberichter kreatif (yang tidak diketahui namanya) tidak lupa menegakkan papan penunjuk jalan "Malmédy" yang sebelumnya miring dengan menambah berat sisi lainnya menggunakan senapan Mauser 98K yang digantungkan! Terdapat sebuah Panzerfaust yang disimpan di belakang supir untuk mengantisipasi kemungkinan bertemu dengan musuh



Sumber :
Buku "Aircraft Of The Luftwaffe Fighter Aces: A Chronicle In Photographs" karya Bernd Barbas
Buku “Luftwaffe Fighter Aircraft in Profile” oleh Christer Bergström dan Claes Sundin
Foto koleksi Bundesarchiv Jerman
Foto koleksi pribadi Hans-Jürgen Zeis
www.archives.ecpad.fr
www.bandenkampf.blogspot.com
www.commons.wikimedia.org
www.panzernet.com
www.voncossel.blogspot.com
www.wehrmachtss.blogspot.com

1 comment:

Keir said...

Dig it: Nazi Sites then and now:
http://tracesofevil.com