Sunday, November 13, 2016

Foto Hasil Karya Kriegsberichter Gerhard Garms

 Foto berwarna ini diambil oleh Kriegsberichter Gerhard Garms pada tahun 1942, dan memperlihatkan siluet para personil U-boat saat bertugas di “Brückenwache” (Pengawas Jembatan) ketika lautan sedang bergelora. Kondisi samudera semacam ini dapat memberikan ancaman tersendiri bagi para Pengawas Jembatan bila dia tidak memperhitungkan tinggi ombak yang datang. Pengawasan keadaan sekitar di ruang terbuka seperti ini adalah salah satu tugas awak U-boat yang paling penting. Memperhatikan empat penjuru mata angin bagaikan sebuah "tugas suci", dimana nasib dan kesuksesan kapal selam tergantung padanya. Kecerobohan dalam hal ini dapat menimbulkan konsekuensi yang fatal. Pengawas Jembatan biasanya terdiri dari empat orang: satu perwira dan seorang lagi berdiri menghadap ke depan di menara pengawas, sementara satu bintara dan seorang lagi di belakang mereka. Dengan menggunakan teropong, setiap petugas jaga harus mengamati sektor bagian mereka yang telah ditentukan tanpa terhenti. Tiap lima menit sekali, masing-masing petugas harus memberikan laporan bahwa “Sektor ist frei melden” (sektor clear), bila memang begitu keadaannya. Peraturan melarang keras adanya percakapan antar petugas jaga. Laporan pengawasan harus dibuat dalam bahasa yang jelas dan tepat guna sambil menunjukkan jari ke arah yang dimaksud. Petugas jaga juga dilarang untuk merokok saat bertugas. Di wilayah dimana diperkirakan tak ada ancaman dari udara, awak U-boat lain diperbolehkan untuk ikut nongol di menara pengawas, sekedar untuk merokok, tapi tidak boleh lebih dari dua orang dalam sekaligus (di luar dari empat orang lain yang bertugas jaga). Di malam hari, merokok di menara pengawas sama sekali terlarang. Brückenwache diharapkan untuk lebih waspada lagi di wilayah-wilayah dimana potensi ancamannya sangat besar (Bay of Biscay dan Laut Utara), serta dalam situasi-situasi khusus. Termasuk diantara yang terakhir adalah saat kapal berhenti, senjata dek digunakan, berpapasan dengan kapal selam lain, serta dilamgsungkannya interogasi awak kapal musuh yang selamat. Pada saat-saat semacam ini, perhatian Brückenwache dengan mudah dapat teralihkan, sehingga berakibat pada terpecahnya konsentrasi. Bahaya serangan dadakan muncul terutama pada situasi tersebut. Karena efek cahaya matahari yang menyilaukan, para Petugas Jaga juga diwajibkan untuk mengenakan kacamata hitam ketika sang surya berada di kuadran mereka. Para petugas ini diganti setiap dua atau empat jam sekali, dengan interval masa pergantian tiap lima menit selama satu jam penuh. Hal ini untuk mencegah agar tidak terlalu banyak orang berada di menara pengawas saat tiba-tiba harus menyelam (crash dive), dan juga untuk memberi waktu bagi Petugas Jaga yang baru untuk beradaptasi dengan kegelapan atau cahaya. Khusus untuk malam hari, 15 menit sebelum waktu pergantian, Petugas Jaga baru terlebih dahulu memakai kacamata infra merah di bawah dek. Petugas Jaga lama hanya boleh pergi manakala yang menggantikannya sudah beradaptasi selama beberapa menit dengan lingkungan sekitarnya. Peraturan mensyaratkan bahwa Perwira Pengawas dan Petugas Jaga terbaik bekerja di waktu-waktu yang dianggap paling berbahaya. Penugasan Petugas Jaga sendiri merupakan kewenangan penuh dari kapten kapal. Saat laut bergelora dengan ombak tinggi mencapai menara pengawas, pekerjaan pengawasan semacam ini menjadi sebuah tugas yang menuntut kemampuan maksimal dari para awak U-boat. Bila angin, udara dingin, hujan atau kabut ikut hadir, maka orang-orang ini kadangkala sudah dalam keadaan lelah luar biasa saat tiba waktunya untuk diganti. Dalam kondisi alam yang tidak bersahabat tersebut, sang kapten biasanya memerintahkan para Petugas Jaga untuk memakai sabuk pengaman, yang dapat mencegah mereka terbawa ombak besar. Sabuk ini hanya bisa dilepas juga atas perintah kapten. Pintu keluar di menara pengawas selalu dalam keadaan tertutup apabila ombak sedang tinggi agar air tidak masuk ke dalam. Tanpa Brückenwache yang efisien, maka sebuah U-boat mempunyai kemungkinan yang kecil untuk selamat atau sukses dalam misinya


Foto berwarna ini diambil oleh Kriegsberichter Gerhard Garms pada tahun 1942, dan memperlihatkan saat “Brückenwache" (Pengawas Jembatan) sedang bekerja mengawasi kondisi sekitar tak lama setelah usainya badai lautan yang ganas. Mereka masih mengenakan jaket dan topi karet anti air yang merupakan perlengkapan wajib di saat kondisi laut sedang tidak bersahabat. Selain dari empat pengawas yang merupakan jumlah standar saat bertugas, terlihat pula seorang Obersteuermann (Kelasi Pertama) yang berada di balik periskop, sedang mempersiapkan alat sekstan (alat navigasi untuk menentukan sudut antara kapal dengan benda-benda lain, baik benda-benda di darat maupun benda angkasa) untuk keperluan “Sonne zu Schießen” (melihat matahari). Dia bertanggungjawab untuk keakuratan navigasi kapal dan memanfaatkan setiap kesempatan yang tersedia untuk melihat posisi matahari demi menentukan arah kapalnya. Hanya sang Obersteuermann dan Kapten Kapal yang boleh menuliskan posisi serta arah U-boat mereka menuju. Foto berwarna ini juga memperlihatkan detail menarik yang tidak mungkin didapatkan dari foto hitam-putih biasa: beragam warna berbeda dari jaket karet yang mereka kenakan, dari krem sampai ke hijau pucat dan hijau gelap


Sumber :
Majalah "U-Boot im Focus" edisi no.3 - 2008

No comments: